Rokok diperkenalkan pertama kali oleh suku Indian di Amerika. Tujuan merokok pada saat itu adalah untuk memuja roh atau dewa-dewa. Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika sekitar abad 15, para penjelajah tersebut ikut serta menghisap rokok, dan kemudian membawa tembakau tersebut ke Eropa. Dari situlah rokok mulai dikenal di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Rokok merupakan sebuah barang yang memiliki panjang sekitar delapan hingga sepuluh centimeter. Dalam tiap batang rokok, mengandung 4000 zat yang berbahaya bagi tubuh. Dari sekian banyak zat tersebut ada tiga buah zat yang sangat mematikan yakni tar, nikotin, dan Co. Ketiga zat tersebut memiliki tingkat bahaya masing-masing. Tar memiliki sifat kasinogenik, yang dapat membuat sel mengalami pembelahan abnormal dan bersifat keganasan. Untuk nikotin, adalah zat yang dapat membuat seseorang mengalami adiksi/ketagihan (nicotin addiction).

Sedangkan Co adalah gas buang pembakaran yang dihasilkan dari benda yang dibakar. Salah satunya adalah asap knalpot kendaraan bermotor, atau yang lebih dikenal dengan karbon monoksida. Co memiliki sifat yang mengikat 20 kali lebih kuat dibandingkan oksigen. Apabila sudah masuk ke dalam darah, Co akan naik ke hemoglobin (sel darah merah) sehingga tidak akan bisa lepas, dan mengakibatkan jumlah oksigen dalam darah berkurang.

“Saat nikotin di otak habis maka ada istilah yang bernama withdrawl effect atau putus nikotin. Nikotin memberikan efek pleasure atau santai. Efek putus nikotin sangat banyak seperti sulit untuk berkonsentrasi, marah-marah, tidak sabaran, dan masih banyak lagi. Dengan demikian perokok akan membakar rokok berikutnya, dan akan semakin bertambah batang demi batang dari hari ke hari,” ujar dr. Mirsyam Ratri Wiratmoko, SpP, FCCP, Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Cibubur.

Berbagai penyakit dapat disebabkan oleh rokok. Sebut saja seperti kanker mulut, kanker rahim, kanker tenggorokan, kanker paru, asma, tuberculosis (TBC), stroke, gagal jantung, pembesaran jantung, dan masih banyak lagi. Menurut penelitian 70 persen perokok aktif ingin berhenti, hanya tidak tahu bagaimana caranya. Tantangan terbesar ada pada lingkungan. Bagi yang ingin segera berhenti merokok memiliki tahapan yang dikenal dengan 5A (ask, advice, assess, assist, arrange). Sedangkan bagi yang belum ingin berhenti merokok, ada tahapan yang dikenal dengan 5R (relevence, risks, rewards, roadblocks, repetition).

“Tidak ada satu pun zat yang positif dalam satu batang rokok. Jadi berhentilah merokok sekarang juga untuk kesehatan Anda dan orang-orang di sekitar Anda,” tutup dr. Mirsyam.

Sumber