Hasil survey dari sejumlah pelajar yang ada di Kota Padang mengenai harga rokok, sebanyak 74,53 persen mereka mengatakan bahwa rokok yang beredar di kalangan masyarakat dijual dengan harga murah sehingga, hal ini mengakibatkan jumlah perokok aktif semakin tinggi dan bertambah.

Hasil tersebut didapat dari Ruang Anak Indonesia (Ruandu Foundation) yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Padang, dalam kegiatan Media Gathering di Aula Dinas Kesehatan Kota Padang, Bagindo Aziz Chan, Air Pacah Padang, Senin (11/12).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Feri Mulyani mengatakan, saat ini, perokok pemula angkanya masih sangat tinggi. Bahkan anak SD yang masih berada di bawah umur sudah merokok.

“Keadaan pelajar saat ini sangat memprihatinkan. Siswa yang masih berseragam merah putih sudah mencoba untuk merokok. Hal ini sangat memprihatinkan,” katanya.

Ia mengatakan, salah satu faktor terjadinya hal tersebut ialah lemahnya faktor regulasi di tingkat nasional untuk mengatur harga rokok. Murahnya harga rokok, membuat semua orang bisa mengakses dan membeli rokok. Ditambah lagi dengan banyaknya promosi dan sponsorship bagi kalangan remaja.

“Saat ini sejumlah perusahaan rokok membuat tipu daya dan menargetkan remaja sebagai perokok pemula. Sehingga, hal ini semakin memberikan dampak negatif bagi remaja,” ucapnya.

Hal ini juga diungkapkan oleh Ketua Ruandu Foundation Kota Padang, Muharram. Ia mengatakan, terkait iklan rokok dan sponsor sangat berpengaruh terhadap anak. Hal ini mengacu pada bahaya rokok yang sama halnya dengan minuman keras, narkotika, dan sejenisnya.

“Akibat pengaruh iklan rokok yang hampir tersebar luas, sehingga anak-anak menganggap rokok seperti permen, yang bebas untuk mereka beli,” ucapnya.

Dikatakannya, untuk mengurangi jumlah perokok pemula di Kota Padang, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Maka, semua pihak pemerintah dan masyarakat diminta untuk turut aktif dalam mengawasi permasalahan ini. Salah satunya dengan melarang adanya iklan atau sponsor dari perusahaan rokok yang dapat mengganggu pola pikir remaja.

“Diharapkan kepada pemerintah Kota Padang untuk melarang iklan rokok, sehingga hal ini tidak memberikan dampak negative bagi siswa. Adanya kerjasama dari semua pihak, dapat mengurangi jumlah perokok pemula di Kota Padang,” pungkasnya.

Sumber: harianhaluan.com